Saturday, June 27, 2009

HOANJENG!

Gue lagi sedih,

Karena,

JJ SAMA TANTE KUZZY KALAH! DI HARI YANG SAMA PULA! HOANJEEEEEEEEEEEEEEEEEEEENG!

Hiks...tiga jagoan WTA gue kagak ada yang menang...apakah tahun ini dewa-dewi WTA gaada yang berpihak sama gua *lebayitumenyenangkan.co.id*?

Mending yang ATP, FedEx sama Murray dua-duanya masih bertahan. Tapi yang WTA? Udah Masha, JJ, Tante Kuzzy juga...ngeselin.

Yah, sekarang gue menumpukan harapan sama Ivanovic saja lah.

Ya. Mata lu gak picek. I V A N O V I C.

Makanya gua juga masih bingung, "Kerasukan apa nih gue?" Kemaren Ivanovic lawan Samantha Stosur, gua malah dukung Ivanovic sampe tereak-tereak. Entah karena gue simpati sama bokap gue *kurang berbakti apa sih aku Pak?*, terkesan dengan keramahannya ngejawab pertanyaan penggemar--pengecualian buat gue, emang dia mainnya bagus, atau emang gue udah punya firasat dua yang tersisa dari tiga jagoan utama gue bakal kalah? Embuh!

Cuma masalahnya ntar Ivanovic lawan V. Williams nih. Bukannya pesimis ya, tapi kan lo tau lah V. Williams gimana mainnya. Tapi gua mah mencoba optimis saja. Masha bisa ngancurin S. Williams di Wimbledon 2004. Mungkin aja Ivanovic bakal me-luluh lantak-kan V. Williams di Wimbledon tahun ini, abis itu udah deh jadi juara. Amin!

*duh, sebenernya gue kerasukan apa sih?*

Oh ya kemaren kan gue OL CS, udah deh gue ngepos di salah satu thread. Pos pertama gue tuh *bangga*. Iseng, gue buka thread Ivanovic.

Cuma satu pikiran yang muncul pas baca semua pos di thread itu: Parah.

Ya wajar sih kan kebanyakan anggota CS tuh orang Barat, makanya bahasanya bisa gamblang banget. F**k, s**t, d**n, b*tch, muncul semua di situ. Waduh, jadinya gua bingung kalo mau ngepos di situ. Sale-sale kate, bisa dikatain kata-kata yang gua sensor tadi. Flamewar? Udah biasa kaleee. Kalo mau ngatain pemain WTA atau ATP lain, bisa sepuas-puasnya di situ. Duh, gua ngebayangin kalo ada pemain WTA/ATP yang liat thread itu, bakal ada pertumpahan darah nih.

Oh ya. Barusan nemu artikel menarik:

Para Unggulan Cemburu Tak Tampil di Centre Court

Wimbledon (SI) - Mayoritas peserta Wimbledon dibuat bingung dengan pengaturan jadwal tunggal putri. Mereka heran sejumlah petenis unggulan putri jarang bertanding di centre court.

Biasanya, petenis yang masuk unggulan lima besar punya hak istimewa bertanding di main stadium. Tradisi tersebut berlaku di sektor putra dan putri. Namun, itu tidak terjadi di All England Club. Lebih parah, justru terjadi di tunggal putri. Ada beberapa yang bahkan tidak pernah bertanding di centre court.

Dinara Safina contohnya. Petenis putri terbaik dunia dan unggulan utama itu belum pernah menginjakkan kakinya di centre court. Pada laga pembuka melawan Lourdes Dominguez Lino, wakil Rusia itu berlaga di court satu. Pada putaran kedua menghadapi Rossana de Los Rios, ia malah dipindah ke court dua.

Safina tidak sendirian. Dua kompatriotnya, Elena Dementieva dan Svetlana Kuznetsova, pun belum merasakan atmosfer centre court. Di dua aksi pertamanya, Dementieva yang notabene unggulan keempat terus berada di court dua. Kuznetsova ternyata senasib. Pada duel awal, ia mendapat jadwal di court empat belas dan selanjutnya di court tiga.

Williams bersaudara yang menempati unggulan kedua dan ketiga pun baru sekali berlaga di centre court. S. Williams hanya beraksi di stadium berkapasitas lima belas ribu tempat duduk itu pada putaran pertama, berikutnya court satu. Hal serupa menimpa V. Williams yang berstatus juara bertahan. "Semoga di laga selanjutnya saya bisa bertanding di lapangan yang lebih besar. Sebab, ini jelas tidak adil," ujar Safina, seperti dikutip Reuters.

Tidak salah Safina berkata demikian. Sebab, masalah ini tidak terjadi di tunggal putra. Roger Federer yang menempati unggulan kedua selalu ditempatkan di centre court tiap kali bertanding. Perlakuan istimewa turut diterima Andy Murray. Wakil tuan rumah itu selalu hadir di centre court.

Situasi tersebut turut dipertanyakan Kuznetsova. Soalnya, ini berbeda ketika ia bertandang ke Roland Garros. Di Roland Garros, dia selalu bertanding di stadion utama. Karena itu, dia ikut heran. "Tidak masalah mereka mau menempatkan saya di lapangan mana. Mereka tidak perlu menempatkan saya di centre court. Tapi jika Anda melihat jadwal, masalahnya bukan hanya saya. Safina bermain di court dua dan Venus Williams di court satu, sedangkan petenis yang bukan unggulan atas malah tampil di center court," tutur Kuznetsova.

Yang dimaksud Kuznetsova adalah Maria Sharapova. Walau bertitel unggulan kedua puluh empat, mantan petenis terbaik dunia itu sempat tampil di centre court ketika putaran kedua menghadapi Gisela Dulko yang berakhir dengan kekalahan 2 - 6, 6 - 3, 4 - 6.

Kenyataannya memang begitu. Dari unggulan lima belas besar tunggal putri, hanya tiga orang yang pernah tampil di centre court, itu pun baru sekali. Selain Williams bersaudara, cuma Caroline Wozniacki yang cukup beruntung. Wozniacki yang notabene unggulan kesembilan hadir di centre court pada laga keduanya melawan Maria Kirilenko.

Menanggapi masalah ini, pihak panitia berusaha membela diri. Mereka mengatakan bahwa pembagian tempat pertandingan sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor. "Kami hanya mencoba menciptakan keseimbangan. Kami tidak ingin terjadi pertandingan yang berat sebelah. Mereka yang punya daya tarik mendatangkan banyak penonton akan mendapat jatah di centre court," ujar pihak panitia.

Sumber: Seputar Indonesia, Minggu 28 Juni 2009

Hmm.

Menarik.

Lagi-lagi Masha yang jadi kambing hitam.

Masalah ini sempet jadi pikiran gue. Gue pernah mikir, kenapa centre court gak dikosongin sampe final? Jadi, cuma pas final aja centre court dipake. Putaran pertama sampe keempat, perempat final, dan semifinal, diadain di courts lain. Lebih adil, menurut pikiran gue. Soal pernyataan panitia, ya sebenernya masuk akal sih, karena jaman sekarang kan apa-apa dibuat bisnis. Tentu saja bidang olahraga juga. Ya, kalo kata gue sih, solusinya adalah centre court dikosongin sampe final, sebelum final silakan pertandingan diadakan di courts lain. Itu aja sih komentar gue.

Ya udah deh. Segitu aja. Mau makan, laper.

Adios.

No comments:

Post a Comment