Friday, July 24, 2009

Allez

Hello Guys, mungkin kalian bosen ya blog gue isinya tenis melulu? Tapi, yaa, gue mohon keikhlasan kalian deh, karena tangan gue bener-bener gatel untuk mengetikkan my thoughts.

Last days, I've missed this person:

Akhir-akhir ini, gue jadi bener-bener kangen sama Justine Henin (1982 – ). Tau kan lo? Mantan pemegang peringkat satu WTA, juara tujuh gelar Grand Slam, dan sekarang udah pensiun? Ya, jelang US Open 2009 ini, gue bener-bener merindukan dia. Mungkin di antara lo-lo pada tau bahwa gue penggemar fanatik Sharapova, tapi gaada yang bisa menggantikan Henin di hati gue, bahkan Sharapova. Sejatinya, gue itu pendukung fanatik Henin, tapi karena dia memutuskan pensiun (dan kebetulan Sharapova itu pemain favorit gue kedua waktu itu), jadi ya mau gamau gue pindah haluan deh.

Gue beneran gatau harus ngomong apa pas gue tau Henin memutuskan pensiun. Yang jelas, gue sangat menyayangkan pensiunnya Henin dari tur WTA untuk selamanya. Meskipun waktu itu gue baru awal-awal suka tenis, tapi gue tau kalo Henin itu pemain yang bagus, dan unfortunately gue gak diizinkan untuk ngeliat aksi Henin lebih lama lagi.


Jujur aja gue kagum banget sama Henin. Belum ada petenis yang gue kagumi luar – dalem seperti gue mengagumi Henin. Selain karena permainannya yang luar biasa plus kepribadiannya yang bagus, gue salut banget sama kekuatan mentalnya. Selama ini dia berjuang tanpa dukungan ibunya, karena ibunya udah meninggal sekitar tahun 1994. Dan yang paling penting, tahun 2007 bukan tahun yang menyenangkan buat dia dari segi kehidupan pribadi, karena as you know di tahun itu dia cerai sama suaminya, Pierre-Yves Hardenne. Plus, dia juga ada sedikit konflik sama bapaknya. Gue tau banget gimana perasaannya dia. Gue, kalo ada di posisi dia, belum tentu bisa menggila dengan memenangkan sepuluh turnamen, dan itu sudah termasuk dua Grand Slam. Gue simpati banget sama dia waktu itu, dan gue ngebayangin, betapa susahnya bagi dia untuk ngeliat deretan trofi dengan nama Justine Henin-Hardenne tercetak di permukaannya. Gue pribadi penasaran banget dengan alasan dia cerai. Oke, gue tau itu masalah pribadi, tapi gue cuma pengen tau aja alasannya, karena mereka udah bersama selama lima tahun, dan mendadak bubar? Isn’t that making you curious?


Henin itu unik. Dia punya banyak hal yang pemain WTA lain gak punya. Dua hal yang paling menonjol, badannya yang kecil *masih kecilan gue sih, tapi tetep aja dia kecil* dan one handed backhand-nya. One handed backhand itu hal yang langka banget ditemuin di WTA, bahkan di ATP aja cuma segelintir pemain yang pake one handed backhand. Apalagi untuk Henin. Dengan badan yang kecil, dia bisa bikin one handed backhand yang sempurna. One handed backhand itu gak gampang. Selain kekuatan, untuk bisa bikin one handed backhand yang sempurna harus memperhatikan kontrol bola. Dan Henin was very good at them. Sekarang, siapa pemain WTA dengan backhand yang sesempurna Henin? Gaada!


Sampe pada tanggal 14 Mei 2008, hanya beberapa hari sebelum Roland Garros (yang notabene merupakan turnamen yang sudah dikuasai Henin luar – dalam, dan kebetulan merupakan turnamen yang dimenangkan Henin di tahun 2007), Justine Henin mengumumkan pengunduran dirinya untuk selamanya dari seluruh tur WTA, dan yang mengejutkan hal itu dilakukannya saat ia masih memegang peringkat satu WTA. Hal yang amat sangat disayangkan bagi seluruh insan tenis di dunia, baik pemain maupun penggemar. Bahkan gue yakin yang bukan penggemar Henin aja pasti menyayangkan keputusannya ini. Henin udah jadi ikon tenis wanita, dan WTA gak akan pernah sama tanpa dia. Dia gak akan bisa tergantikan oleh pemain WTA manapun, dan menurut gue, the best WTA player in tennis history is Justine Henin, forever and always.

Yang bisa gue lakukan saat ini cuma mengenang masa-masa kejayaan Henin, sekaligus berharap suatu hari nanti dia bakal comeback, walaupun gue tau itu hal terakhir yang bisa ada di pikiran dia. However, Justine Henin tetaplah pemain WTA terbaik sepanjang masa, dan walaupun perolehan gelarnya mungkin masih kalah banyak dari pemain-pemain WTA lain, tapi bener-bener gaada pemain WTA yang sehebat Justine Henin di mata gue. Justine Henin cuma satu, dan gak tergantikan untuk selamanya.

Allez, Justine!

Adios.

No comments:

Post a Comment