Ok, seperti kita tau, hari ini peringatan 12 tahun Tragedi Trisakti. Di mana ketika empat mahasiswa Universitas Trisakti: Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie, dan Heri Hartanto.
Gue ga mau banyak bacot. Gue cuma mau memuat puisi karya Taufik Ismail, yang ditulis tanggal 13 Mei 1998, sehari setelah kejadian.
Empat syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata
Tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke tanah kuburan
Dan simaklah itu sedu sedan
Mereka anak muda pengembara tiada sendiri
Mengukir reformasi karena deru deformasi
Dengarkan saban hari langkah sahabat-sahabatmu beribu menderu-deru
Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu
Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom abad 21
Tapi malaikat telah mencatat prestasi kalian tertinggi di Trisakti, bahkan seluruh negeri
Karena kalian berani mengukir alfabet pertama dari kata Reformasi-Damai dengan darah arteri sendiri
Merah Putih yang setengah tiang ini menunduk di bawah garang matahari
Tak mampu mengibarkan diri karena angin lama bersembunyi
Tapi peluru logam telah kami patahkan dalam do'a bersama
Dan kalian pahlawan bersih dari dendam
Karena jalan masih jauh dan kita memerlukan peta dari Tuhan
Source.
Demi apapun ya, gue terharu banget baca puisi itu. Are you...?
Adios.
Review Buku: Rana Renjana
11 months ago
No comments:
Post a Comment