Sunday, March 15, 2009

The Big Difference between Al - Jatic and Al - JP

Tanggal 14 Maret 2009, Al - JP ngirimin sepuluh wakil buat ikutan English Contest di SMA Negeri 5 Bekasi. Sepuluh orang itu adalah Kak Kannya, Kak Ovie, Kak Melati, Erfin, Fina, Gitta, Suryo, Kak Yolland, Kak Gifa, dan gue. Kak Kannya, Kak Ovie, Kak Melati, Erfin, Fina, ma Gue ikutan Quick 'n Smart, Gitta ikutan News Reading, Suryo ikutan Story Telling (gue sebut ini Monologue), Kak Yolland dan Kak Gifa ikutan Singing Contest.

Ini dia hasilnya:

Quick 'n Smart: Kalah (dua-duanya).

News Reading: Kalah.

Story Telling/Monologue: Kalah.

Singing Contest: Kalah (dua-duanya).

Perolehan Piala: 0.

Ya itu dia hasilnya. Wakil Al - JP kagak ada yang menang. Kalo Quick 'n Smart, okelah, banyak yang belum gue pelajari di sekolah, dan tingkat kesulitannya lumayan bisa bikin kejang-kejang. News Reading...gue gak tau, selain peserta gak boleh masuk ke ruangannya. Monologue...Suryo sebenernya bagus kalo bercerita, tapi sayang propertinya masih kalah sama peserta lain. Singing Contest...padahal Kak Yolland sama Kak Gifa itu suaranya KEREN (gue obyektif lo!). Juara satu dan dua Singing Contest-nya emang suaranya bagus, tapi juara tiganya suaranya biasa banget, cuma dia bisa main keyboard, jadi dimenangin deh. Ada cerita lucu soal Singing Contest (gak akan gue ceritain, soalnya rada malu-maluin. Kalo mau denger ceritanya dateng aja ke kelas VIII - B di Al - JP, cari meja yang di lacinya ada tas mukena warna cokelat gambar sepeda motor). Ya gitu deh. Sebenernya pihak sekolah salah juga sih, kalo misalnya ada lomba yang lingkupnya kecil pasti dilatihnya gak serius (beda banget kalo ada OSN ato sebangsanya yang lingkupnya gede gitu).

Bandingin sama Al - Jatic. Gue pernah ikut LMP PKPS se-kecamatan aja latihannya sebulan lebih, dan hasilnya oke. Gue juara dua, temen-temen gue yang lain ada yang juara tiga, harapan dua, etc. Intinya, guru-guru SD gue menghargai prestasi sekecil apapun lingkupnya. Beda sama Al - JP. Kalo lingkupnya kecil, intensitas latihannya juga kecil. Padahal harusnya yang kayak gitu-gitu gak boleh diremehin dong. Iya nggak?

Ya udah lah, gue terima aja. Inilah resiko yang gak gue perhatiin ketika gue memutuskan untuk sekolah di SMP Islam Al - Azhar 6 Jakapermai.

Masih banyak kesempatan lagi buat lomba. Dan gue--bukannya pesimis--agak menyangsikan kalo sekolah bakal mempercayai gue untuk ikutan lomba yang lingkupnya lebih gede (nasional mungkin???). Alasannya:

1. Gue bukan dari kelas unggulan.

2. Subyek yang dipertandingkan dalam lomba yang lingkupnya lebih besar biasanya bukan keahlian gue.

Weiiitsss..sebenernya tadinya gue mau ikutan lomba Duta Baca, tapi gak jadi karena satu alasan yang supersepele: formulirnya gak ada! Padahal gue udah bikin tuh bahan-bahannya, tapi...ya gitulah...

Padahal salah satu target gue ketika mulai kelas delapan adalah: "Mengikuti minimal satu lomba di luar sekolah dan memenangkannya."

Kalo kayak gini terus artinya gue cedera janji, Dan janji yang gue cederai adalah janji terhadap diri gue sendiri.

Sebentar lagi kelas delapan berakhir. Dan gue harus mengakhiri kelas delapan dengan minimal satu prestasi di luar sekolah, baik akademik maupun non-akademik. Gue buktikan bahwa gue, anak kelas non-unggulan, bisa juga membawa nama baik sekolah.

Impossible is nothing. And I'll prove that I can do that.

No comments:

Post a Comment